Jumaat, 13 Jun 2008

Desain Grafis, Profesi yang Makin Diminati


Beberapa tahun terakhir, profesi desainer grafis semakin banyak diminati. Fakta ini terbukti dengan semakin banyaknya perguruan tinggi yang membuka jurusan Desain Komunikasi Visual. Dan ternyata, jurusan tersebut mampu menarik banyak mahasiswa untuk belajar di sana meskipun menjadi mahasiswa angkatan pertama untuk jurusan yang belum terakreditasi –yang belum terbukti kompetensi penyelenggaraan pendidikan dimaksud oleh perguruan tinggi– tersebut. Bukti lain, adanya fenomena banting stir-nya para profesional di bidang lain untuk menekuni profesi desainer grafis, dengan berbagai alasannya masing-masing. Ada yang salah pilih jurusan saat sekolah atau kuliah dulu, ada pula yang tergiur peluang kerja yang masih terbuka sangat lebar. Beberapa yang lain memilih alih profesi menjadi desainer grafis karena kalah bersaing dalam profesinya dulu.
Sepuluh tahun lalu, seorang teman kuliah, Selvy Franita (how are you, Ade?) memperkenalkan saya dengan dunia IT, termasuk desain grafis yang sedikit banyak berguna saat Divisi Agipro organisasi kami, Keluarga Mahasiswa Gunadarma membuat selebaran dan propaganda, hingga saat menerbitkan buletin mingguan secara rutin. Saat itu saya ingin memperdalam kemampuan dan penguasaan alat (software) desain grafis dengan mencari buku-buku (literatur, referensi, maupun tutorial) di toko-toko buku hingga surfing di internet, namun apa yang saya butuhkan tersebut cukup sulit saya temui. Hanya satu dua buku yang saya temukan, itu pun ditulis dengan behasa teknis yang cukup bikin mumet orang awam yang baru ingin belajar. Juga tebal dan “mahal”. Di internet, artikel-artikel yang saya dapat pun sangat minim. Ditambah lagi dengan bahasa Inggrisnya yang membuat saya harus sering-sering buka kamus. Bandingkan dengan kondisi sekarang.
Ada beberapa penyebab yang membuat desainer grafis menjadi profesi yang sangat diminati dan dibutuhkan. Di antaranya adalah sebagai berikut.
  1. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat memaksa para pelaku usaha mempergencar promosi demi memenangkan persaingan merebut pangsa pasar dari para kompetitornya. Selain dengan promosi, usaha perebutan pasar juga dilakukan dengan memperindah desain kemasan produk yang berbentuk barang.
  2. Promosi dan materi promosi menjadi ujung tombak dalam memperkenalkan suatu produk barang maupun jasa, hingga menciptakan brand image bagi produk tersebut.
  3. Heterogenitas konsumen dalam selera, tingkat intelektualitas, perilaku konsumsi, dan lain-lain, disikapi oleh banyak produsen dengan mengeluarkan beberapa tema dalam materi promosinya.
  4. Dinamika sosial yang tinggi “memaksa” produsen untuk terus melakukan inovasi dalam materi promosi maupun desain kemasan agar selalu terkesan up to date.
  5. Perkembangan iptek sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia periklanan, terutama dalam hal materi dan media promosi.Misalnya, penggunaan internet sebagai media promosi maupun menjual informasi membutuhkan desainer grafis (desainer web) untuk mendesain web maupun banner iklan.
  6. Kondisi di atas dilihat oleh para pemilik modal sebagai suatu peluang usaha. Hingga perusahaan-perusahaan jasa, mulai dari jasa advertising, artwork, digital printing, sampai yang hanya menjual jasa desain pun menjamur.
  7. Reformasi telah membuka belenggu kebebasan berpendapat, berserikat,dan berkumpul, serta hak untuk memperoleh informasi yang menumbuhsuburkan industri pers. Pertumbuhan jumlah media massa (cetak maupun elektronik) tentu saja memperbanyak kebutuhan akan desain grafis untuk menata dan mempercantik produknya.
  8. Peningkatan minat baca serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan pengetahuan turut mendorong tumbuhnya usaha penerbitan buku. Desainer sampul dan tata letak sangat dibutuhkan oleh industri ini.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peluang kerja seorang desainer grafis sangat luas. Hal ini yang menarik orang untuk belajar desain dan menekuni profesi desainer grafis. Selain itu, ada beberapa alasan yang membuat desainer grafis menjadi profesi yang sangat diminati, antara lain sebagai berikut.
  1. Selama barang dan jasa masih diproduksi, selama itu kemasan produk barang dan promosi diperlukan, selama itu pula desainer grafis dibutuhkan, dan selama itu pula kesempatan kerja desainer grafis terbuka.
  2. Dinamika kerja seorang desainer grafis memperlambat datangnya kejenuhan dalam bekerja.
  3. Seperti umumnya semua artis (pekerja seni), desain grafis adalah pekerjaan yang menyenangkan karena dilakukan dengan jiwa dan dibayar. Yang tidak menyenangkan hanya keterbatasan (deadline, budget, kreativitas) dan keterbatasan dimiliki semua profesi.
Anda pun tertarik terjun ke profesi ini?

0 ulasan: